Ichimoku Scalping

Create a Meebo Chat Room

Senin, 24 Januari 2011

skema fix income

taken from personalme (FHI ~ Kaskus)

Eike mau bilang cepat atau lambat skema 10% perbulan ini akan runtuh. Tidak sustain pada akhirnya entah karena rush, loss atau too big with the current pool.

Sebulan 10%, setahun 120%. Goldman Sachs yang sahamnya dibeli sama Warren Buffett tempo hari bisa kalah tuh. Dulu ada kok perusahaan sejenis, inisialnya GS. Banyak yang ribut akan runtuh, trus banyak juga member yang ngebela karena toh investasi mereka terbayar. Tapi pada akhirnya runtuh juga beserta dana2 yang diinvestasikan. Ada dana organisasi keagamaan, ada dana pensium encim2 yang udah tua, ada juga dana hasil uang tabungan istri temen yang ludes. Akhirnya si trader dan pimpinan perusahaan dipenjara. Tidak tahu bagaimana kabar terakhirnya.

Bukan negatif dengan orang2 dibelakangnya (eike percaya mereka orang baik ). Tapi skema investasi ini memang ada defect since the beginning. Kalau ngga mau repot2 cari dimana defect-nya pikirkanlah bahwa sudah ada ribuan hedge fund dengan dana dan resource yang jauh lebih besar dan telah memulai perusahaan mereka jauh lebih lama. Mereka tentu mengetes semua area trading (bukan cuma fx), mengetes banyak sekali metode trading, dan mereka punya akses informasi yang jauh lebih luas dibanding kita. Pikirkan juga bank2 raksasa yang setiap harinya berurusan dengan uang. Kenapa mereka hanya berani beberapa persen per tahun kalau sudah bicara bunga fix?

Dulu ada LTCM yang diawaki pemenang nobel dan kepala bond trader Solomon si John Meriwether. Mereka spektakuler di awal tapi akhirnya runtuh ditangan krisis Rusia. Ada juga Soros dengan Quantum Fund-nya yang toh setelah ditinggal Drucken Miller juga ikut2an ngilang. Dan terakhir ada Mr Madoff yang mantan kepala Nasdaq. Mereka semua tidak tawarkan fix income. Mereka jenius. Mereka berpengalaman. Akses informasi mereka lebih luas dibanding 99% trader yang ada di Indonesia. Tapi toh bisa runtuh.

Eike serahkan ke siapa saja yang mau hitung kenapa skema fix income 10% per bulan dengan sistem open public (member get member?) ini punya banyak defect. Buat yang invest dan terbayar, sukurlah. Buat yang mau invest, lakukan due diligent. Jangan salahkan siapa pun kalau kita loss. Kita yang punya uang toh.

10 tahun dari sekarang kalau skema ini masih ada dan perusahaan ini tetap berdiri. Maka ini akan jadi perusahaan investasi terbesar di dunia

Eh satu lagi. Ketika bubble muncul, pintu masuk terbuka lebar. Semua oarng masuk dengan tertib. Tapi ketika bubble meletus, pintu keluar hanya tinggal satu dan sempit. Semua berebutan dan pasti ada yang terinjak. Semoga disini tidak ada yang terinjak. 

Bisnis Penipuan Berkedok Investasi

taken from Chris John (FHI ~ Kaskus)

Tahun 2000 lalu Jawa Timur pernah dikejutkan dengan lenyapnya duit ratusan miliar yang ditanamkan di sebuah bisnis yang disebut Pohon Mas. Ratusan pemilik duit kelimpungan, karena uangnya tak kembali sepeser pun. Bisnis itu pun meredup.

Namun tujuh tahun setelah itu, ribuan pemilik duit kembali meradang, uang mereka yang nilainya mencapai triliunan rupiah lenyap, tanpa bisa mereka cegah. Bisnis ini menjamur kembali. Yang bisa mereka lakukan hanya sebatas melapor ke polisi. Mengapa bisa demikian?

Menurut catatan Surya dihimpun dari berbagai sumber, termasuk pengamat invetasi, sedikitnya ada 10 perusahaan wara laba masuk daftar merah dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Bahkan, empat perusahaan investasi telah dilaporkan ke polisi karena tidak bisa mengembalikan uang milik nasabah yang total jenderal mencapai triliunan rupiah.

Sebut saja, PT Wahana Bersama Globalindo (WBG) di Lt 11 Wisma BII Jl Pemuda, PT Lexin Group Surabaya (LGS), di Jl Dukuh Kupang, PT Sarana Pernada Indoglobal (SPI) di Lt 1 Graha SA Jl Raya Gubeng, serta PT Wealth Max Centric Solusindo (WMCS), di Lt 2 Wisma Dharmala, Jl Panglima Sudirman. (lihat tabel).

Pengamat pertumbuhan bisnis investasi di Surabaya, yang juga mantan Direktur Utama (Dirut) PT Quantum International Fiture (QIF), sebuah perusahaan valuta asing (valas) pada 2004, Khoirul Huda, menyatakan, tidak ada program baru yang ditawarkan bisnis investasi berjangka. “Dari dulu sampai sekarang modus penipuan bisnis investasi hanya satu, menawarkan bunga tinggi kepada nasabah,” kata Huda.

Lantas kenapa banyak warga masih tertarik? “Itu karena nasabah gelap mata,” jawabnya.
Umumnya, pembayaran bunga lancar hanya pada tahun pertama. Itu hanya trik untuk menumbuhkan kepercayaan nasabah dan tentu saja diharapkan bisa memperpanjang daftar nasabah melalui kabar dari mulut ke mulut yang terbukti sangat efektif.
“Setelah larut dalam bunga tinggi setiap bulannya, maka perusahaan investasi mulai memanipulasi uang nasabahnya.”

Masyarakat metropolitan, seperti Surabaya menjadi sasaran empuk penipuan bisnis ‘kelas atas’ ini karena di sini penuh orang berduit. Seperti halnya di Jakarta, Medan, dan Makassar, di Surabaya para pialang mudah menjaring nasabah. Selain itu juga karena masyarakat senang dengan iming-iming uang segunung tanpa kerja keras.

Cara kerja bisnis investasi ini sebenarnya sangat sederhana, memberi bunga (yield) kepada nasabah menggunakan dana nasabah lainnya. Sedangkan ujung tombaknya adalah tim marketing yang bertugas meyakinkan nasabah agar menginvestasikan uangnya sebanyak-banyaknya.
“Selama nasabah ada, bisnis invetasi tetap hidup karena modalnya hanya dari nasabah. Praktis uang nasabah hanya berputar di situ saja, dari nasabah satu ke nasabah lainnya,” lanjut Huda. Metode ini, lanjut dia, sebenarnya tidak jauh beda dengan sistem arisan ibu rumah tangga, tetapi dengan menyertakan bunga.

Menjamurnya bisnis investasi berjangka di Surabaya, kata Huda juga karena longgarnya izin usaha dari pemerintah. Rata-rata, bisnis investasi seperti PT WBG yang melibatkan dan tidak kurang dari Rp 3,5 triliun, diduga hanya mengantongi izin usaha dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag), atau maksimal dari Badan Pengawas Bursa Komoditi (Bapebti), mengacu pada Undang-undang (UU) nomor 37/ 1997, tentang bursa komoditi. Meski menurut Huda, UU bursa komoditi tersebut tidak pas dan terkesan dipaksakan untuk mengatur bisnis ini.

Apalagi untuk mendapatkan izin usaha sangat mudah. Notaris memberi rekomendasi sekaligus mengajukan nomor pokok wajib pajak (NPWP), kepada Deperindag yang kemudian mengeluarkan surat izin usaha perusahaan (SIUP).

Padahal menurut Huda, mengelola investasi dengan dana msyarakat harus melalui beberapa tahap perizinan. SIUP yang diterbitkan Deparindag harus mendapat legalitas dari Departemen Kehakiman. Departemen Kehakiman meminta bantuan kepada Bank Indonesia (BI) agar mengawasi perusahan yang mengelola dana itu. st24

Modal Cuma Rp 1 M
Jika diteliti lebih jauh, pialang bisnis investasi mayoritas memulai karirnya dari bisnis forex atau valuta asing (valas). Memang untuk membuktikannya sangat sulit, tetapi mudah bagi orang-orang yang sudah mengenal siapa pialang bisnis investasi, baik itu WBG, SPI, LGS maupum WMCS. Satu-satunya indikator bahwa dua macam bisnis itu dilakukan dengan metode hampir sama, yakni, sama-sama menawarkan bunya tinggi kepada nasabahnya.

Bisnis valas mulai tumbuh di Surabaya, sekitar 1990-an lalu. Diawali tiga perusahaan yaitu, PT Bobo Hiber makmur di Jl Semut, PT Prima Tangguh Arta Jl Sumatera, dan PT Arta Pala di Jl Ambengan. “Semua perusahaan itu sudah tidak ada, dan orang-orangnya kini banyak bermain di bisnis investasi,” kata Khoirul Huda, pengamat investasi.

Main di bisnis ini tergolong gampang. Selain perizinan yang mudah, modal awalnya pun ringan, cuma Rp 1 miliar untuk modal awal. Uang ini untuk sewa gedung, isi kantor dan perlengkapan lain seperti mobil operasional. Sedangkan untuk gaji karyawan, cukup diambilkan dari dana yang dikumpulkan dari masyarakat.

Setiap perusahaan investasi dalam memberikan gaji kepada marketingnya, berbeda-benda. Ada yang menggunakan sistem komisi, seperti yang dilakukan PT SPI. Marketing SPI mendapat 10 persen dari total investasi yang diperoleh dari seorang nasabah. Jika mampu mendapat dana investor Rp 100 juta, maka dia berhak menerima Rp 10 juta.

“Komisi 10 persen itu nantinya yang akan dibagi dengan nasabah, sesuai perjanjian antara marketing dengan nasabah. Kalau kesepakatannya nasabah memperoleh 2 persen dari total 10 persen itu, maka marketing memperoleh 8 persen, itulah yang menjadi gaji marketing,” kata Surya, salah seorang marketing PT SPI belum lama ini. st24

Daftar Perusahaan Investasi Bermasalah

Nama perusahaan Jumlah Nasabah Jumlah kerugian
—————————————————————————————————–
PT Wahana Bersama Globalindo (WBG) - 10.000 - Rp 3,5 triliun
PT Sarana Perdana Indoglobal (SPI) - 3.000 - Rp 3,5 triliun
PT Wealth Max Centric Solusindo (WMCS) - 200 - Rp 85 milliar
PT Lexin Group Surabaya (LGS) - 60 - Rp 2,5 miliar
PT Topworth - belum diketahui - Rp 30 milliar
—————————————————————————————————–
Sumber : Berbagai sumber 

INVESTASI DAN SPEKULASI

taken from Nikkentobi  (Kaskus)

JANGAN SERAKAH, BEDAKAN ANTARA
INVESTASI DAN SPEKULASI

Terkadang sedih rasanya melihat banyak orang yang setiap kali terjebak "investasi" (dalam tanda kutip) yang nggak bener, karena belum mengerti investasi yang benar itu seperti apa. Investasi itu, menurut Benjamin Graham (gurunya Warren Buffet), adalah

"an operation which, upon thorough analysis, promises safety of principal and an adequate return. Operations not meeting these requirements are speculative".


Dalam bahasa Indonesianya kira kira :

"sebuah operasi, dimana melalui analisa yang mendalam, menjanjikan keamanan modal pokok dan tingkat keuntungan yang pantas/layak. Operasi yang tidak memenuhi persyaratan ini adalah spekulatif"


-------

Dalam definisi di atas ada 3 elemen yang penting buat sebuah investasi:
  1. Kita harus melakukan analisa yang mendalam

    Apa nih artinya? Artinya kita mesti pelajarin data data tentang investasi kita. Tidak cuma dengerin kata orang doang. Pelajari apakah model investasi itu benar feasible.

    Misalnya ada yg nawarin invest warnet, coba tanya teman teman yg punya warnet. Kalau nggak ada, luangin waktu liat gimana operasi warnet pada umumnya. Cari insider info dari karyawan warnet kalau perlu, tanya mereka per hari ada berapa jam, tapi minta data beneran jgn cuma omong "rame terus pak". Hitung estimasi pendapatan, hitung estimasi biaya (listrik mahal sekarang!), hitung biaya sewa, karyawan, penyusutan komputer dan lain lain.

    Repot? Tidak serepot kalau modal investasi kita hilang dan mesti ngumpulin modal lagi.
  2. Kita harus berusaha sebisa mungkin menjaga keamanan modal pokok kita

    Modal pokok kita adalah ibaratnya pohon di taman kita. Kalau cuma buah dicuri, tahun depan bisa berbuah lagi. Kalau misalnya dahan dipatahin orang, biarpun mengganggu, selama pohon masih hidup, masih bisa kita nikmatin buahnya tahun depan. Tapi kalau sampai pohon ini roboh?

    Harus diingat, SEMUA investasi itu ada resikonya. Bahkan anda beli Surat Utang Negara ataupun US Treasury Bonds pun masih ada resikonya, cuma resikonya sangat kecil saja.Jadi kalau ketemu orang nawarin investasi yang bilang NO RISK, langsung tinggalin saja, karena itu udah misleading, atau lebih parah lagi sedang mencoba buat scam kita.
  3. Kita harus berusaha mencapai tingkat pengembalian/keuntungan yang "PANTAS"/"LAYAK", bukannya "LUAR BIASA".

    Salah satu aturan utama yang kita harus selalu ingat, baik kita invest maupun spekulasi itu adalah "return proportionate to risk" atau "keuntungan itu berbanding dengan resiko". Risiko rendah memberikan tingkat Return/untung yang rendah. Resiko tinggi itu menawarkan tingkat Return yang tinggi.

    Tidak ada yang namanya "Resiko rendah-Return Tinggi". Lagi lagi kalau ada yang nawarin hal seperti ini, langsung aja tinggalin, karena kalau bukan misleading, ya berarti lebih parah lagi alias scam.

    Kalau baca koran sekarang, banyak yang nawarin "mimpi" main forex/options. Klaimnya "Over 1100% profit in 1 day!!!!!" Apakah itu bohong? Tidak juga, bisa saja kejadian seperti itu, karena saya juga pemain options and stocks. Tapi realita tidak seindah itu. Mereka tidak pernah nulis bahwa utk 1 orang yang profit 1100% in 1 day itu, sudah berapa orang yang modalnya ludes semua? Bahkan sebelum profit 1100% itu atau juga sesudahnya, orang itu sudah rugi berapa? Yang difokuskan dlm iklan adalah bahwa pada 1 hari itu, orang itu menang 1100%. Padahal dengan membeli lotere kita juga bisa "menang", beribu ribu % malahan.

    Jadi berapa sih tingkat keuntungan yang "Layak"/"Pantas"? Itu tergantung kepada banyak variabel, terlalu banyak buat dibahas semua. Tapi ada satu metode yang paling gampang. Kalau ada orang yang nawarin investasi dengan untung 10% perbulan misalnya, bahkan tanpa memperhitungkan faktor compounding (bunga berbunga) itu berarti udah 120% per tahun.

    Nah logikanya, kalau orang itu begitu yakin dgn proyeknya, kenapa dia tidak mengagunkan aja semua assetnya (rumah, mobil, dll), kalau perlu pinjam saudara. Bunga kredit dari bank di Indonesia itu sekarang tergantung tipenya paling 13-14%. Masih untung 100%++...

    Bahkan kalau orang itu narik duit pakai kartu kredit, yang bunganya gak kalah dengan rentenir, itu baru 48% setahun, masih untung 72% setahun!!! Tapi orang ini malah nawarin investasi ini ke anda, berarti anda udah harus mulai curiga ada udang di balik batu. Jadi analisanya harus lebih mendalam lagi. Lebih baik bertanya daripada sesat di jalan, itu kan kata orang tua kita.

-------

Nah permasalahnya, banyak orang yang tidak mengetahui hal hal diatas, lalu berpikir mereka invest, tapi gak sadar kalau mereka itu sebenarnya spekulasi, atau lebih parah lagi kena scam.

Ada satu catatan penting lagi yang mesti diingat, ini gak berarti spekulasi semuanya jelek. Seperti kata Benjamin Graham :

"Just as there is intelligent investing, there's also intelligent speculation. But there are many ways in which speculation may be unintelligent. Of these, the foremost are : (1) speculating when you think you are investing; (2) speculating seriously instead of as a pastime, when you lack the proper knowledge and skill for it"; and (3) risking more money in speculation than you can afford to lose"


Indonesianya kira-kira :

"Sama halnya bahwa ada Investasi dengan cerdik, ada juga Spekulasi dengan cerdik. Tetapi ada beberapa kondisi dimana spekulasi mungkin tidaklah cerdik, terutama : (1) Berspekulasi sambil menganggap bahwa anda itu berinvestasi (2) Berspekulasi secara serius (dan bukan utk bermain-main), padahal tidak mempunyai pengetahuan maupun keahlian utk itu; dan (3) Mempertaruhkan uang di spekulasi dalam jumlah yg terlalu besar".

Happy Investing!

------NOTE-----

Thread ini BUKAN tentang bagaimana "membuat Rp 1000 anda jadi Rp 1 juta". Kalau mau dibilang, thread ini lebih condong kepada "Bagaimana agar Rp 1 juta anda TIDAK menjadi Rp 1000."

Diskusi dalam thread ini mungkin akan saya arahkan kepada diskusi tentang :
  1. Investasi (investasi secara umum, bagaimana menyusun portofolio, instrumen investasi apa yg cocok bagi masing masing orang, dll)
  2. Spekulasi
  3. Financial Planning/Perencanaan Keuangan
  4. SCAM (bagaimana cara mengenali sesuatu tawaran sebagai SCAM, dll)

Fokus kepada topik di atas adalah karena saya lumayan akrab dengan topik-topik tersebut. Kalau mengenai bisnis/enterpreneurship, saya tidak berani banyak bicara, karena saya tahu banyak orang yg jiwa enterpreneurshipnya yang hebat. Selain itu pandangan tentang bisnis & cara menjalankan bisnis pun berbeda-beda antara tiap orang. Walaupun demikian, kalau sekedar bertukar cerita, tidak dilarang .

Manage Your Risk

taken from personalme (FHI ~ Kaskus)

Kenal Larry Hite? Pasti ga kenal hehehe. Eike juga ga kenal kok Larry Hite eike kenal dari buku Market Wizards karangan Jack Schwager. Salah satu trader yang doi masukkan dibukunya. Tradingnya mungkin ga dalam jumlah besar seperti Jim Rogers. Ga sekeren Richard Dennis yang legendaris dengan percobaan Turtle-nya. Tapi yang luar biasa dari Larry adalah dengan annual return di kisaran 60% se tahun, draw down yang dia miliki di accoutnya cuma sebesar 1%. Itu artinya setiap 1% yang dia resiko-kan di maket berpotensi menghasilkan 60% dalam setahun!

Suatu kali doi diundang makan malam oleh seorang trader kopi terbesar dunia. Larry memang trader komoditi, salah satunya adalah kopi. Si trader bertanya: "Larry bagaimana kamu bisa tahu kopi lebih baik dari pada saya? Saya adalah trader kopi terbesar di dunia. Saya kenal dengan pejabat-pejabat yang berwenang. Saya tahu setiap kopi yang akan di kapalkan."

Laryy bilang: "Anda benar, Saya tidak tahu mengenai kopi. Saya bahkan tidak minum kopi"

"Kalau gitu bagaimana kamu bisa bertrading kopi?"

Jawab Larry: "Saya hanya memperhatikan resikonya"

Lima kali dalam makan malam di restoran terbaik itu Larry ditanya bagaimana bertrading kopi. Lima kali juga Larry Hite menjawab dengan jawaban yang sama: Saya hanya memanage resikonya.

Tidak lama setelah makan malam itu, Larry Hite mendengar bahwa sang trader mengalami kerugian 100 Juta USD di pasar kopi.

Well, as a trader, kita memang punya tanggung jawab yang jelas: me-manage resiko. Kenapa? Karena ada banyak faktor "X" yang ga bisa kita ukur. Contohnya misalnya eike lagi asik2 buy EU. Lalu ga lama kemudian datang kk Clarist sama kk Caripips Sell EU dalam jumlah yang banyak. Katakanlah 100 milyar USD (bukan demo ). Nah apa eike tahu kk Clarist dan kk Caripips akan Sell EU? Ga akan tahu. Hanya si kk Clarist dan kk Caripips dan (mungkin) kk Terow dengan Tarotnya yang bisa tahu bahwa EU akan jatuh karena ada big seller disana. Mau sebaik apa pun analisa kita, market selalu mempunyai faktor X yang tidak akan bisa kita buka semuanya. Alhasil Buy EU eike akan jeblok gara2 ke swipe sama order gabungan kedua big boys ini.

Kalau seseorang bisa tahu variabel yang masuk ke pasar setiap detik, orang itu sudah pasti kaya. Sayangnya itu mustahil. Apalagi di pasar forex yang non centralized begini. Order book aja ga bisa kelihatan semuanya

Mungkin kita punya indikator untuk "memprediksi" harga bergerak ke mana. Tapi apa indikator dapat menyetir harga? Sama seperti pertanyaan apa speedometer dapat menentukan kecepatan kendaraan yang kita naikin? Baik indikator atau speedometer di kendaraan punya tugas yang sama: mengukur sesuatu yang bergerak. Dalam hal ini market dan kecepatan kendaraan. Indikator bertugas memperkirakan kemana harga bergerak.

Punya analisa fundamental untuk prediksi harga? Well ada kalender di Forex Factory toh? Tapi apa kita bisa prediksi misalnya om Ben tiba2 masuk RS gara2 jempolnya kejepit pintu yang hasilnya bikin USD anjlok 500 pips? Ga pernah bisa. Om Ben aja ga tau. Mungkin cuma pintu-nya yang tau

Eike bukan trader yang anti indikator atau analisa fundamental. Eike pake itu semua as a tools. Tapi jauh di atas semuanya, tugas pertama eike adalah me-manage risk. Ketika eike mau masuk pasar, hal yang pertama harus eike ingat adalah bagaimana risk vs reward-nya. Probabilitasnya gimana? Kalau rr ratio is ok, maka eike masuk. Kalau loss, eike katakan itu adalah good trade meski not profitable trade.

Metode apa pun bisa dipakai. Eike tidak pernah keberatan dengan cara apa pun. Ada yang pakai averaging down waktu trading. Ada juga yang pakai martingale sebagai tools position management mereka. Ada yang pakai scale up/down, dst dst dst. Ga masalah. Sepanjang risk reward is ok dan kita bisa survive in long run, si trader-nya nyaman ya jalankan toh.

Memanage resiko dalam trading eike rasa mirip dengan sewaktu kita menyebrang di jalan raya yang ramai. Kita bisa menyebrang dengan mata tertutup, ga usah tengok kanan tengok kiri. Dan mungkin sekali kita sampai di seberang dengan selamat. Paling banter di maki2 orang Tapi apa itu worthed? Dalam 100x kita nyebrang kita selamat, cukup 1x saja kita nyium metromini lalu kita bisa trading dari Rumah Sakit. Kita bisa saja ceroboh dengan RR kita waktu trading dan tetap selamat bin profitable. Tapi cukup 1x saja cukup untuk menghapus semua profit beserta modal2nya. Bisa juga masuk rs hehehe.

Akhirnya ingat ini: I'm a trader. My job is to manage risk. No good risk reward ratio, then no play to me.


NOTE: Semua nama disini (kecuali Larry Hite) adalah fiksi. Jika ada kesamaan, itu hanya kebetulan semata-mata

pengelolaan resiko

taken from FXInstructor ( FHI ~ Kaskus)

Berpikirlah tentang hasil jangka panjang. Jangan terpaku pada hasil jangka pendek

Trader yg sabar dan disiplin serta bisa memanage MM dan risk-reward ratio dengan baik, mungkin "kalah" dengan trader yg ingin cepat profit besar tapi mengabaikan pengelolaan resiko jangka panjang. Trader yg menganggap forex adalah jalan cepat menuju kekayaan besar, mungkin saja bisa menghasilkan ratusan persen reward dalam seminggu/sebulan dengan mengandalkan "sistem trading holy grail" baik dengan menggunakan sistemnya sendiri atau sistem yg banyak dijual di koran2 sementara trader sabar hanya menghasilkan "sedikit" reward dalam rentang waktu yg sama (pendek). Tapi dalam jangka panjang, trader yg sabar dan disiplin serta benar2 tahu bagaimana mengelola resiko modal dalam jangka panjanglah yg akan tetap bertahan dan memperoleh hasil jangka panjang yang jauh lebih baik, sementara trader instant berguguran satu demi satu, dimana profit per trade mereka bisa menghasilkan sebuah mobil kijang dalam seminggu, namun kehilangan 5 rumah mewah di akhir tahun. Entah karena sistem trading mereka sudah tidak lagi cocok dengan kondisi market atau emosi mereka yang biasanya mudah panas dan cenderung ingin balas dendam krn meresikokan terlalu banyak dalam sebuah trade. Dalam sebuah buku ttg Soros, ane pernah baca bahwa Soros pernah memecat seorang trader yg profitable dengan alasan tidak memiliki pengelolaan resiko yg baik. Mungkin Soros tahu benar bahwa hal ini bisa berujung pada hilangnya self control dan tidak bisa menjamin hasil jangka panjang yg baik. Faktor2 psikologis ini tentunya berkaitan satu dengan yg lain dan jauh lebih penting dari hanya sekedar sistem trading. We can not control the market, but we can control ourselves. 

Sabtu, 22 Januari 2011